Laporan Praktikum ke-2 Tanggal mulai : 28 Februari 2012
MK Analisis Zat Gizi Makro Tanggal selesai : 28 Februari 2012
PENETAPAN KADAR
AIR
METODE OVEN BIASA
(PEMANASAN LANGSUNG)
Oleh:
Kelompok
3B
Farida
Hanum
|
I14100008
|
Annisa
Sophia
|
I14100108
|
Afwin
Firdaus
|
I14100123
|
Diani
Olyvia Sari
|
I14100048
|
Defika
Annisa Cita
|
I14100105
|
Asisten
Praktikum
Facharuddin Perdana
Lusi Anindia R.
Penanggung
Jawab Praktikum
Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, PhD
DEPARTEMEN
GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS
EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2012
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua
bentuk kehidupan.Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup. Selain digunakan untuk keperluan proses biokimiawi, air terdapat pada setiap bahan,
atau yang disebut dengan kadar atau kandungan air. Pengukuran kadar air dalam suatu bahan
sangat diperlukan dalam berbagai bidang
(Astuti 2007).
Kadar air
adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan.
Setiap bahan bila diletakan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai
keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut
dengan kadar air seimbang. Penentuan kadar air dalam bahan dapat ditentukan dengan beberapa cara, yaitu: Metode pengeringan
(Thermogravimetri), metode destilasi
(Thermovolumetri), metode khemis,
metodefisis, dan metode khusus misalnya dengan kromatografi, Nuclear
Magnetic Resonance (Sudarmadji et al 1989).
Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan
menggunakan energi panas. Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air
yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan
pada suhu 105o C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat
sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air(Astuti 2007).
Pengukuran kadar
air perlu dilakukan untuk mengetahui berat kering dari suatu bahan, selain itu kandungan air dalam bahan makanan menentukan kesegaran dan daya tahan bahan
itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi
dalam media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri. Oleh karena itu, praktikum penetapan kadar air penting dilakukan untuk mengetahui berat bahan kering dan menganalisis kandungan zat gizi suatu bahan
(WinarnodanFardiaz 1980).
Tujuan
Menentukan kadar air suatu bahan dengan menggunakan metode oven biasa
(pemanasan langsung).
TINJAUAN
PUSTAKA
Kadar Air
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam
bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan satu karakteristik
yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi
penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan
pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut (Sandjaja
2009).
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dan daya tahan
bahan itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan
terjadi dalam media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu
sendiri. Menurut derajat keterikatan air dalam bahan makanan atau bound
water dibagi menjadi 4 tipe, antara lain :
- Tipe I adalah tipe molekul air yang terikat pada molekul-molekul air melalui suatu ikatan hydrogen yang berenergi besar. Molekul air membentuk hidrat dengan molekul-molekul lain yang mengandung atom-atom O dan N seperti karbohidrat, protein atau garam.
- Tipe II adalah tipe molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air lain, terdapat dalam miro kapiler dan sifatnya agak berbeda dari air murni.
- Tipe III adalah tipe air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti membran, kapiler, serat dan lain-lain. Air tipe inisering disebut dengan air bebas.
- Tipe IV adalah tipe air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air murni, dengan sifat-sifat air biasa (Winarno 1992).
Air dalam suatu bahan makanan terdapat dalam berbagai
bentuk :
1. Air
bebas, air ini terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular dan
pori-pori yang terdapat pada bahan.
2. Air
yang terikat secara lemah, air ini teradsorbsi pada pemukaan kolloid
makromolekuler seperti protein, pektin pati, sellulosa. Selain itu air juga
terdispersi diantara kolloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada
dalam sel. Air yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas
dan dapat dikristalkan pada proses pembekuan. Ikatan antara air bebas dengan
kolloid tersebut merupakan ikatan hidrogen.
3. Air dalam keadaan terikat kuat, air ini
membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionik sehingga relatif sukar dihilangkan
atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun pada 0º (Sudarmadji 2003).
Penentuan Kadar Air
Penentuan
kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada
sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan
bahan dalam oven pada suhu 105-110ºC selama 3 jam atau sampai didapat berat
yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya
air yang diuapkan. Untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas, dilakukan
pemanasan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. (Winarno.1992).
Kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara
antara lain :
1. Metode pengeringan
2. Metode destilasi
3. Metode kimiawi
4. Metode fisis
Dalam percobaan kali ini yang metode yang digunakan dalam
melakukan proses penetapan kadar air menggunkan cara pengeringan dengan metode
oven biasa.
Penentuan kadar air dengan cara pengeringan prinsipnya
yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian
menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan.
Cara ini relatif mudah dan murah.
Kelemahan
cara ini adalah :
•
Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap
air misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain.
•
Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah
menguap. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami
oksidasi.
•
Bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun
sudah dipanaskan.
Dalam melakukan proses pengeringan untuk mempercepat
penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang menyebabkan terbentuknya
air ataupun reaksi yang lain karena pemanasan, maka dapat dilakukan dengan suhu
rendah dan tekanan vakum. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang lebih
mencerminkan kadar air yang sebenarnya (Sudarmadji 2003).
Metode Oven Biasa
Metode oven biasa yang digunakan merupakan salah satu
metode pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan pangan. Dalam
metode ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air menguap yang
ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode pemanasan tertentu.
Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air yang terkandung.
Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan yang stabil terhadap pemanasan
yang agak tinggi, serta produk yang tidak atau rendah kandungan sukrosa dan
glukosanya seperti tepung-tepungan dan serealia (AOAC 1984).
Tepung Beras
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah tepung
beras. Jenis pangan ini dapat dilakukan penetapan kadar airnya hanya dengan
metode oven biasa karena tepung beras mempunyai sifat yang stabil terhadap
pemenasan yang cukup tinggi, serta mempunyai kandungan sukrosa dan glukosa yang
rendah.
Tepung beras bisa digunakan untuk membuat berbagai macam
makanan. Tepung beras dibuat dengan cara menggiling beras putih sampai pada
tingkat kehalusan tertentu. Kandungan gizi yang terdapat pada beras antara lain
: karbohidat yang terdapat pada pati ± 80 %, protein ± 15 %, lemak 5 % dan air
5 %. Kandungan lemek dan protein tepung beras lebih rendah bila dibandinggan
dengen jenis tepung lain khususnya tepung terigu (Ida 2008).
Dalam praktikum terdapat beberapa alat dan bahan yang
digunakan. Alat yang digunakan yaitu cawan metal, penjepit cawan, desikator dan
neraca analitik. Cawan metal digunakan sebagai wadah untuk meletakan bahan yang
akan ditetapkan kadar airnya. Pencepit cawan digunakan pada saat memindahkan
cawan metal dari oven ke desikator atau sebaliknya. Desikator digunakan sebagai
tempat untuk proses stabilisasi suhu sampel yang baru keluar dari oven dan yang
terakhir yaitu neraca analitik digunakan untuk pengukuran berat cawan dan
sampel bahan yang dimasukan kedalam cawan.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum penetapan kadar air metode oven biasa dilakukan pada hari Selasa, 28 Februari 2012 pada pukul 09.00 s.d. 12.00 WIB
di Laboratorium Analisis Zat Gizi Makro, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum penetapan kadar air metode oven
biasa, yaitu: cawan metal atau cawan porselen dan tutupnya, desikator berisi bahan pengering (kalsium oksalat atau silica gel), neraca analitik, penjepit cawan, tepung terigu, tepung beras, sagu,tepung hunkwe dan tepung maizena.
boleh nanyak nggak
BalasHapuskira-kira tahu nggak kadar air pada pasir tu akan berkurang jika dijemur dalam beberapa hari
da referensinya nggak?
menurut saya ,tidak . karena setiap bahan an organik mempunyai kadar air tertentu,dan untuk menguapkanya haruslah daigunakan metode gravimetri.
Hapusmaaf kalau salah...
menurut saya ,tidak . karena setiap bahan an organik mempunyai kadar air tertentu,dan untuk menguapkanya haruslah daigunakan metode gravimetri.
Hapusmaaf kalau salah...
Permisi, izin salin sebagian tuliasannya untuk tugas kuliah ya. Terimakasih banyak.
BalasHapusBoleh minta daftar pustakany?
BalasHapus